UCAPAN
“SEANDAINYA”
Firman
Allah Subhanahu wata’ala :
يقولون لو كان لنا من الأمر
شيء ما قتلنا ههنا قل لو كنتم في بيوتكم لبرز الذين كتب عليهم القتل إلى مضاجعهم
وليبتلي الله ما في صدوركم وليمحص ما في قلوبكم والله عليم بذات الصدور
“Mereka
(orang-orang munafik) mengatakan : seandainya kita memiliki sesuatu (hak campur
tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tak akan terkalahkan) dan tidak ada yang
terbunuh diantara kita di sini (perang uhud). Katakanlah : ‘Kalaupun kamu berada
di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu
keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk
menguji (keimanan) yang ada dalam dadamu, dan membuktikan (niat) yang ada dalam
hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi segala hati.” (QS. Ali Imran,
154).
الذين قالوا لإخوانهم
وقعدوا لو أطاعونا ما قتلوا قل فادرءوا عن أنفسكم الموت إن كنتم صادقين
“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka takut pergi
berperang : seandainya mereka mengikuti kita tentulah mereka sudah terbunuh.
Katakanlah : Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang
benar.” (QS. Ali Imran, 168).
Diriwayatkan dalam shoheh Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
احرص
على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجزن، وإن أصابك شيء فلا تقل : لو أني فعلت لكان
كذا وكذا، ولكن قل : قدر الله وما شاء فعل، فإن " لو " تفتح عمل الشيطان
“Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah
pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu
bersikap lemah, dan jika kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu
mengatakan : "seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau
begitu’", tetapi katakanlah : "ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan
melakukan apa yang Ia kehendaki", karena kata “seandainya” itu akan
membuka pintu perbuatan syetan.”
Kandungan
bab ini :
-
Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran ([1]).
-
Larangan mengucapkan kata “andaikata” atau “seandainya” apabila mendapat suatu musibah atau kegagalan.
-
Alasannya, karena kata tersebut (seandainya/andaikata) akan membuka pintu perbuatan syetan.
-
Petunjuk Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam [ketika menjumpai suatu kegagalan atau mendapat suatu musibah] supaya mengucapkan ucapan ucapan yang baik [dan bersabar serta mengimani bahwa apa yang terjadi adalah takdir Allah].
-
Perintah untuk bersungguh-sungguh dalam mencari segala yang bermanfaat [untuk di dunia dan di akhirat] dengan senantiasa memohon pertolongan Allah.
-
Larangan bersikap sebaliknya, yaitu bersikap lemah.
([1]) Kedua ayat di atas menunjukkan
adanya larangan untuk mengucapkan kata “seandainya” atau “andaikata” dalam
hal-hal yang telah ditakdirkan oleh Allah terjadi, dan ucapan demikian termasuk
sifat-sifat orang munafik, juga menunjukkan bahwa konsekwensi iman ialah pasrah
dan ridho kepada takdir Allah, serta rasa khawatir seseorang tidak akan dapat
menyelamatkan dirinya dari takdir tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar