Firman Allah Subhanahu
wata’ala :
]وقالوا ما هي إلا حياتنا
الدنيا نموت ونحيا وما يهلكنا إلا الدهر وما لهم بذلك من علم إن هم إلا
يظنون[
“Dan berkata mereka :
‘Kehidupan ini tak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan hidup,
dan tidak ada yang membinasakan kita kecuali masa, dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga
saja.” (QS. Al Jatsiah, 24).
Diriwayatkan dalam
shoheh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
"قال الله
تعالى : يؤذيني ابن آدم، يسب الدهر، وأنا الدهر أقلب الليل والنهار" وفي رواية :
"لا تسبوا الدهر فإن الله هو الدهر".
“Allah Subhanahu
wata’ala berfirman : “Anak adam (manusia) menyakiti Aku, mereka mencaci masa,
padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Akulah yang menjadikan malam dan
siang silih berganti”. Dan dalam riwayat yang lain dikatakan : “janganlah kalian
mencaci masa, karena Allah Subhanahu wata’ala adalah Pemilik dan Pengatur masa.”
([1]).
Kandungan bab ini
:
-
Larangan mencaci masa.
-
Mencaci masa berarti menyakiti Allah.
-
Perlu renungan akan sabda Nabi Shallallahu’alaihi wasallam : “Karena Allah sesungguhnya adalah Pemilik dan Pengatur masa” ([2]).
-
Mencaci mungkin saja dilakukan seseorang, meskipun ia tidak bermaksud demikian dalam hatinya.
([1]) Orang-orang Jahiliyah,
kalau mereka tertimpa suatu musibah, bencana atau malapetaka, mereka mencaci
masa. Maka Allah melarang hal tersebut, karena yang menciptakan dan mengatur
masa adalah Allah Yang Maha Esa. Sedangkan menghina pekerjaan seseorang berarti
menghina orang yang melakukannya. Dengan demikian, mencaci masa berarti mencela
dan menyakiti Allah sebagai Pencipta dan Pengatur masa.
([2]) Sabda beliau itu
menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah dengan
takdir Allah, karena itu wajib bagi seorang muslim untuk beriman dengan qadha
dan qadar, yang baik maupun yang buruk, yang manis maupun yang
pahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar